Sabtu, 19 November 2011

Lakbok(bisa melak tapi teu bisa ngalebok)

FENOMENA IRONIS DI PINGGIRAN KOTA BANJAR



LAKBOK Perkampungan yg lahannya daerah pertanian lahan basah atau pesawahan di sebelah Timur Kota Banjar Patroman. Daerah ini secara administrasi wilayahnya masih ada dlm wilayah Kabupaten Ciamis. Tetapi entah bagaimana asal muasal nama daerah LAKBOK yg dikiratakan oleh sebagian besar warga daerah setempat adlh meLAK tapi teu ngaleBOK, artinya menanam namun jarang makan, jarang panen dan jarang ternikmati buah hasilnya. Fenomena ini atas nama singkatan yg tentunya memiliki alasan, yakni alasan yg mana di daerah tsb pd masa lalunya sering kena imbasnya “cai ca’ah” dari sub DAS Citanduy. Cai ca’ah atau lazimnya disebut karena peristiwa banjir.

KEJADIAN BANJIR KARENA CITANDUY CA’AH, yg pernah terjadi manakala jalur Citanduy masih hieum beuleugeudeugan thn 1603, sehingga air melimpah ke kawasan2 anak sungai dan kawasan hutan koridornya. Kejadian bencana banjir tsb konon tdk menelan korban dan kerugian krn waktu itu masih dlm kondisi hutan koridor. Malahan setelah surut masa air ca’ah tsb banyak menyisakan beberapa tanah sedimentasi alluvial muda dan kecamabah tumbuhan baru. Namun, bencana banjir yg tercatat di Dep PU jadul, yaitu thn 1968 dimana kerusakan bangunan tanggul yg terjadi di Cikadu, Randegan dan Cikawung terendam air sampai 0,50-2,50 m. Banjir di tahun 1968 ini, sampai juga ke daerah Siderja, Paledah Ciganjeng, Tunggulis. Dll yg merupakan kawasan Sub DAS Citanduy.

DAN PADA TAHUN 1979 TERJADI juga bencana banjir yg cukup besar, tanggul2 didaerah langganan banjir seperti di Cikadu, Randegan, Ciganjeng, Tunggilis, Cikawung, Sawit, Lakbok dan sekitar terendam air cukup dlm dan besaran bencana banjir ini lebih besar dari tahun2 sebelumnya (1960 dan 1968). Bencana banjir thn 1979 ini kerugian atas pertanian sawah yg gagal panen dan juga kerugian matrial yg cukup besar berikut beberapa korban nyawa penduduknya. Bangunan tanggul, bangunan bagi, saluran primer dan tersier pd irigasi teknis juga banyak yg hancur dan jebol, maka-nya daerah lumbung padi di Cikawung, Ciseel, Citalahab, Cijolang, dan kawasan Lakbok dan sekitarnya tsb thn 1979 jadi gagal panen raya. Dan Lakbok yg “melak tapi teu ngalebok” itu jadi nyata krn semua hamparan pesawahannya terendam air banjir atau air ca’ah. Banjir besar thn 1979 ini terjadi pd seputaran bulan September-Oktober 1979. Dan thn berikutnya thn 1980 terwujud “blue print” utk Proyek Citanduy (Procit) 1980-2005 (25 thn). Namun pd awal thn 1983 hingga sekarang daerah2 tersebut sdh tidak lagi sebagai daerah “melak tapi ngalebok”, melainkan sdh jadi bagian wilayah yg memiliki konstribusinya terhadap swadaya pangan beras regional Jabar pd thn 1982-1986. Semoga daerah di bagian timur wilayah Kota Banjar ini tetap terjaga dan tdk mengalami penyusutan lahan karena peralihan fungsi lahan yg terjadi utk pengembangan Kota Banjar Patroman sekarang atau masa yg akan datang.

sumber: http://dafa-meteora.blogspot.com/2011/03/lakbok-ciamis.html#ixzz1eE5opjh4
ixzz1eE5opjh4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Template Design By:
SkinCorner